Kamis, 08 Oktober 2015

Analisis Novel Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesya Ayu



ANALISIS NOVEL
 Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu)
karya Djenar Maesya Ayu

Dalam novel ini pembaca disuguhkan cerita tentang konflik batin antara suami dan istri yang sudah bosan menjalani kehidupan rumah tangganya karena istri sudah berubah tidak sesegar dulu lagi, sehingga suami merasa jenuh dalam keadaan tersebut, akhirnya suami pun berselingkuh dengan perempuan lain. Padahal Istri sudah berupaya untuk tetap merawat kebugarannya dengan melakukan senam dan fitness. Pada akhir cerita ini suami ditinggalkan oleh Istri dan Selingkuhannya.
sudah saatnya saya bertindak tegas. Tidak seperti dirinya yang hanya dapat bergumam, saya akan menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri  (hal.12)
“sudah saatnya saya bertindak tegas. Saya berhak menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri (hal.12) “Saya hanya main-main, Ma… saya cinta kamu. Beri kesempatan saya untuk memperbaiki kesalahan saya.”

“Saya sering katakana, jangan main api nanti terbakar.”
“Saya tidak main-main. I’m leaving you…”
“Saya tidak main-main. I’m leaving you…”

Ini tidak main-main!

                                                                        Jakarta, 8 Desember 2002, 8:52:47

Dalam cerpen yang berjudul Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu). pengarang menyuguhkan satu cerita tentang perselingkuhan suami. Itu memang hal yang biasa, namun pengarang menyajikan dengan sangat unik melaui berbagai macam sudut pandang. Sehingga pembaca bisa menjadi seseorang yang berbeda didalam satu cerita dan merasakan apa yang para tokoh yang semuanya dijadikan sudut pandang pengarang. Perselingkuhan memang hal yang sangat menyakitkan, namun setelah membaca cerpen tersebut, kita tahu alasan mengapa adanya perselingkuhan. Entah itu karena “penyakit” yang sudah menjadi kebiasaan atau pun karena sang istri tidak bisa menjaga penampilannya agar suami merasa nyaman.
Awalnya memang urusan kelamin, ketika pada suatu hari ia terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging, sebangkol lemak, gulungan kerut merut hingga suara kaleng rombeng. Saya sudah terbiasa mendengar keluhan suami-suami tentang istri-istri mereka. Saya juga tahu, mereka senang, sayang sampai cinta pada saya, awal mulanya pasti urusan fisik, urusan mata, urusan syahwat, mana mungkin bertemu langsung sayang, pasti senang dulu, dan senang itu bukan  urusan perasaan tapi pemandangan bukan? Sebenarnya, saya tidak terlalu nyaman mendengar keluhanya itu. Saya toh sorang perempuan yang suatu saat akan menjadi istri, yang berlemak, berkerut-merut dan cerewet seperti kaleng rombeng, yang suatu saat nanti mungkin akan dicampakan dan dilupakan seperti  istrinya  sekarang. Tapi sekarang ya sekarang, nanti ya nanti. Saya cantik, ia mapan. Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi, bukan? Namun begitu, saya sering menasehatinya supaya tidak teralalu kejam begitu pada istri. Sekali-sekali, tak ada salahnya member istri sentuhan dan kepuasan. Bukannya sok pahlawan. Bukannya saya sok bermoral. Bukannya saya membela perempuan. Tapi saya memang tak ada beban. Target saya hanya kawin urat, bukan kawin surat. Tapi ia kerap menjawab, “kalau saya saja jengah bertemu, apalagi kelamin saya?” Hal 6

A.    Unsur Instrinsik
1.    Tokoh
Tokoh- tokoh yang terdapat pada novel ini, antara lain :
a.       Suami
Dalam novel ini suami berwatak suka foya-foya dan sering main perempuan hal ini ditunjukkan pada paragraf pertama yaitu:
“Saya heran, selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya sangat tahu aturan main. Bagi pria semapan saya, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk mainmain, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?”


b.         Sahabat  suami
Sahabat suami juga berwatatak sama dengan suaminya yang ditunjukkan pada paragraf berikutnya yaitu paragraf kedua, yang berbunyi sebagai berikut:
“Saya heran, selama lima tahun mereka menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala mereka tentang pernikahan. Tapi jika saya katakan hubungan mereka itu hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas mereka akan menolak. Mereka sangat tahu aturan main. Bagi mereka, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?”

c.    Pacar sang suami /selingkuhan
Pacar sang suami/selingkuhan dapat ditunjukkan pada paragraf ke tiga, yaitu:
“Saya heran, selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya sangat tahu aturan main. Bagi wanita secantik saya, hanya dibutuhkan  eberapa jam untuk mainmain, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?

d.       Istri
Paragraf keempat menunjukkan tokoh sang istri, paragraf tersebut berbunyi:
“Saya heran, selama lima tahun mereka menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala mereka tentang pernikahan. Tapi jika saya katakan hubungan mereka itu hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas mereka akan menolak. Mereka sangat tahu aturan main. Bagi mereka, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju.

2.       Latar
a.       Latar tempat
1)      Tempat tidur.
Latar tempat ini diceritakan pada awal cerita. Hal tersebut terlihat dari pernyataan dibawah ini: ” Ketika pada suatu hari saya terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak segar dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang “. (hal. 3).
2)      Di hotel
Seperti pada kutipan berikut:” Sebelum putrinya ditemukan satpam sebuah hotel berbintang lima dengan kondisi sangat mengenaskan. Setelah terjun dari lantai dua puluh tiga—putrinya yang manis, putrinya yang pendiam, putrinya yang penurut, putrinya yang tak bermasalah, putri yang sangat dibanggakan, putri yang sangat diharapkan, putri yang diberi nama Puteri ketika lahir dengan harapan kehidupannya kelak bak putri-putri, damai, sejahtera, bahagia dan berlimpah cinta, kehidupan yang sama sekali lain dari yang pernah dijalaninya —ia menemukan sebuah cermin berdiri di sudut kamarnya.”
3)      Di diskotik
Terdapat pada kutipan: Di mana? Diskotik, dong! Yang ada house music! Malam hari.
4)      Dijalan, dikantor, dirumah
Seperti pada kutipan berikut:” Sebentar kemudian saya akan terjebak kemacetan, bertemu klien yang menyebalkan, dan karyawan yang tak berhenti minta tanda tangan, rutinitas yang membosankan. Anehnya, sejak hari itu, saya lebih memilih lekas-lekas berada ditengah-tengah kemacetan dan segudang rutinitas yang membosankan itu ketimbang lebih lama di rumah”. (hal.5).

b. Latar Suasana
1)      Kecewa “Ketika pada suatu hari saya terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak segar dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang dengan latihan senam maupun fitness (hal.3)
2)        Sedih ”Mungkin saya sudah terlalu merendahkan diri saya sendiri dengan membiarkannya  menginjak-injak harga diri saya selama pernikahan kami.” (hal.12)
3)      .Senang “Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi, bukan.” (hal. 6).
4)      Gelisah“Saya heran. kehamilan saya sepertinya tidak juga membuatnya bahagia .” (hal.12)

3.       Sudut Pandang
Sudut pandang dalam novel ini terdiri dari empat orang dengan sudut pandangnya masing-masing ( Suami,Sahabat suami , Wanita simpanan dan Istri). Sudut pandang orang pertama, ( Suami dan istri) Sudut pandang orang ketiga, (Sahabat  suami dan Pacar sang suami /selingkuhan).

4.       Alur
Dalam cerpen Jangan main-main dengan kelaminmu  ini, alur yang digunakan adalah alur maju.

5.       Tema
Djenar menyajikan sebuah dunia yang dipenuhi karakter manusia yang terluka, oleh norma masyarakat, dan pengkhianatan.
Amanat yang terkandung adalah:
1)      Hati-hatilah dalam bermain dengan kelamin! kalau tidak ingin mengatakan jangan main-main dengan kelamin!
2)      Suatu pelajaran hidup bahwa jika kita mencintai seseorang jangan melihat dari fisik, karena keindahan fisik akan berubah.
3)      Sebagai seorang istri haruslah pintar-pintar merawat diri agar suami betah dirumah dan tidak selingkuh

B.     Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik Di dalam novel selain memiliki unsur intrinsik juga memiliki unsur ekstrinsik seperti unsur ekstrinsik dalam analisis novel ”Jangan main-main (dengan kelaminmu)” di bawah ini:
1.      Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan nilai social berhubungan dengan cara seseorang berintrinsik dan bersosialisasi., seperti yang ada dalam kutipan di bawah ini:” Peselingkuhan di masyarakat umum merupakan hal yang sangat sensitive dan merupakan norma sosial yang dilarang namun bila diamati diam-diam kita sudah terbiasa oleh wacana perselingkuhan.
2.    Nilai Agama
Perselingkuhan menurut Islam merupakan perbuatan yang sangat tercela berikut dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Quran
17:32


Yang artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32).
Allah S.W.T berfirman:

24:26





Yang artinya:
 Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.” (an-Nur':26).

1 komentar: