ANALISIS NOVEL
Jangan
Main-main (Dengan Kelaminmu)
karya Djenar Maesya Ayu
karya Djenar Maesya Ayu
Dalam novel ini
pembaca disuguhkan cerita tentang konflik batin antara suami dan istri yang
sudah bosan menjalani kehidupan rumah tangganya karena istri sudah berubah
tidak sesegar dulu lagi, sehingga suami merasa jenuh dalam keadaan tersebut,
akhirnya suami pun berselingkuh dengan perempuan lain. Padahal Istri sudah
berupaya untuk tetap merawat kebugarannya dengan melakukan senam dan fitness. Pada akhir cerita ini suami
ditinggalkan oleh Istri dan Selingkuhannya.
“sudah saatnya saya bertindak tegas. Tidak seperti dirinya yang hanya
dapat bergumam, saya akan menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri (hal.12)
“sudah saatnya saya bertindak tegas. Saya berhak menentukan dan memilih
kebahagiaan saya sendiri (hal.12) “Saya hanya main-main, Ma… saya cinta kamu. Beri
kesempatan saya untuk memperbaiki kesalahan saya.”
“Saya sering katakana, jangan
main api nanti terbakar.”
“Saya tidak main-main. I’m leaving you…”
“Saya tidak main-main. I’m leaving you…”
Ini tidak main-main!
Jakarta,
8 Desember 2002, 8:52:47
Dalam cerpen yang berjudul Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu).
pengarang menyuguhkan satu cerita tentang perselingkuhan suami. Itu memang hal
yang biasa, namun pengarang menyajikan dengan sangat unik melaui berbagai macam
sudut pandang. Sehingga pembaca bisa menjadi seseorang yang berbeda didalam
satu cerita dan merasakan apa yang para tokoh yang semuanya dijadikan sudut
pandang pengarang. Perselingkuhan memang hal yang sangat menyakitkan, namun
setelah membaca cerpen tersebut, kita tahu alasan mengapa adanya
perselingkuhan. Entah itu karena “penyakit” yang sudah menjadi kebiasaan atau
pun karena sang istri tidak bisa menjaga penampilannya agar suami merasa
nyaman.
Awalnya memang urusan kelamin, ketika pada suatu hari ia terbangun dan
terperanjat di sisi seonggok daging, sebangkol lemak, gulungan kerut merut
hingga suara kaleng rombeng. Saya sudah terbiasa mendengar keluhan suami-suami
tentang istri-istri mereka. Saya juga tahu, mereka senang, sayang sampai cinta
pada saya, awal mulanya pasti urusan fisik, urusan mata, urusan syahwat, mana
mungkin bertemu langsung sayang, pasti senang dulu, dan senang itu bukan urusan perasaan tapi pemandangan bukan?
Sebenarnya, saya tidak terlalu nyaman mendengar keluhanya itu. Saya toh sorang
perempuan yang suatu saat akan menjadi istri, yang berlemak, berkerut-merut dan
cerewet seperti kaleng rombeng, yang suatu saat nanti mungkin akan dicampakan
dan dilupakan seperti istrinya sekarang. Tapi sekarang ya sekarang, nanti ya
nanti. Saya cantik, ia mapan. Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi,
bukan? Namun begitu, saya sering menasehatinya supaya tidak teralalu kejam
begitu pada istri. Sekali-sekali, tak ada salahnya member istri sentuhan dan
kepuasan. Bukannya sok pahlawan. Bukannya saya sok bermoral. Bukannya saya
membela perempuan. Tapi saya memang tak ada beban. Target saya hanya kawin
urat, bukan kawin surat. Tapi ia kerap menjawab, “kalau saya saja jengah
bertemu, apalagi kelamin saya?” Hal 6
A. Unsur Instrinsik
1. Tokoh
Tokoh- tokoh yang terdapat pada novel ini, antara lain :
a. Suami
Dalam novel ini suami berwatak
suka foya-foya dan sering main perempuan hal ini ditunjukkan pada paragraf
pertama yaitu:
“Saya heran, selama lima tahun kami
menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala saya tentang
pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main, apalagi
hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya sangat tahu
aturan main. Bagi pria semapan saya, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk
mainmain, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak
main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?”
b.
Sahabat
suami
Sahabat
suami juga berwatatak sama dengan suaminya yang ditunjukkan pada paragraf
berikutnya yaitu paragraf kedua, yang berbunyi sebagai berikut:
“Saya heran, selama lima tahun mereka
menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala mereka tentang
pernikahan. Tapi jika saya katakan hubungan mereka itu hanya main-main, apalagi
hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas mereka akan menolak. Mereka sangat
tahu aturan main. Bagi mereka, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main,
mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang
bisa saya lakukan dalam lima tahun?”
c. Pacar sang suami /selingkuhan
Pacar sang suami/selingkuhan dapat ditunjukkan pada paragraf ke tiga,
yaitu:
“Saya heran,
selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala
saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main,
apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya
sangat tahu aturan main. Bagi wanita secantik saya, hanya dibutuhkan eberapa jam untuk mainmain, mulai main mata
hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan
dalam lima tahun?
d. Istri
Paragraf keempat menunjukkan tokoh sang istri, paragraf tersebut berbunyi:
“Saya heran,
selama lima tahun mereka menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di
kepala mereka tentang pernikahan. Tapi jika saya katakan hubungan mereka itu
hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas mereka akan
menolak. Mereka sangat tahu aturan main. Bagi mereka, hanya dibutuhkan beberapa
jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa
banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?
Alur yang
digunakan dalam novel ini adalah alur maju.
2. Latar
a. Latar tempat
1) Tempat tidur.
Latar tempat ini diceritakan pada
awal cerita. Hal tersebut terlihat dari pernyataan dibawah ini: ” Ketika pada suatu hari saya terbangun dan
terperanjat di sisi seonggok daging
tak segar dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang “. (hal. 3).
2) Di hotel
Seperti pada kutipan berikut:” Sebelum putrinya ditemukan satpam sebuah hotel berbintang lima dengan
kondisi sangat mengenaskan. Setelah terjun dari lantai dua puluh tiga—putrinya
yang manis, putrinya yang pendiam, putrinya yang penurut, putrinya yang tak
bermasalah, putri yang sangat dibanggakan, putri yang sangat diharapkan, putri
yang diberi nama Puteri ketika lahir dengan harapan kehidupannya kelak bak
putri-putri, damai, sejahtera, bahagia dan berlimpah cinta, kehidupan yang sama
sekali lain dari yang pernah dijalaninya —ia menemukan sebuah cermin berdiri di
sudut kamarnya.”
3) Di diskotik
Terdapat pada kutipan: Di mana? Diskotik, dong! Yang ada house music! Malam hari.
4) Dijalan, dikantor, dirumah
Seperti pada kutipan berikut:” Sebentar kemudian saya akan terjebak
kemacetan, bertemu klien yang menyebalkan, dan karyawan yang tak berhenti minta
tanda tangan, rutinitas yang membosankan. Anehnya, sejak hari itu, saya lebih
memilih lekas-lekas berada ditengah-tengah kemacetan dan segudang rutinitas
yang membosankan itu ketimbang lebih lama di rumah”. (hal.5).
b. Latar Suasana
1) Kecewa “Ketika pada suatu hari saya
terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak segar dipenuhi gajih yang
tak akan mudah hilang dengan latihan senam maupun fitness (hal.3)
2) Sedih ”Mungkin saya sudah terlalu
merendahkan diri saya sendiri dengan membiarkannya menginjak-injak harga diri saya selama
pernikahan kami.” (hal.12)
3) .Senang “Saya butuh uang, ia butuh
kesenangan. Serasi, bukan.” (hal. 6).
4) Gelisah“Saya heran. kehamilan saya sepertinya tidak juga membuatnya bahagia .”
(hal.12)
3. Sudut Pandang
Sudut pandang
dalam novel ini terdiri dari empat orang dengan sudut pandangnya masing-masing
( Suami,Sahabat suami , Wanita simpanan dan Istri). Sudut pandang orang
pertama, ( Suami dan istri) Sudut pandang orang ketiga, (Sahabat suami dan Pacar sang suami /selingkuhan).
4. Alur
Dalam cerpen Jangan
main-main dengan kelaminmu ini, alur
yang digunakan adalah alur maju.
5. Tema
Djenar
menyajikan sebuah dunia yang dipenuhi karakter manusia yang terluka, oleh norma
masyarakat, dan pengkhianatan.
Amanat yang
terkandung adalah:
1) Hati-hatilah dalam bermain dengan kelamin! kalau tidak ingin mengatakan
jangan main-main dengan kelamin!
2) Suatu pelajaran hidup bahwa jika kita mencintai seseorang jangan melihat
dari fisik, karena keindahan fisik akan berubah.
3) Sebagai seorang istri haruslah pintar-pintar merawat diri agar suami betah dirumah dan tidak selingkuh
B. Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik Di dalam novel selain memiliki unsur intrinsik juga
memiliki unsur ekstrinsik seperti unsur ekstrinsik dalam analisis novel ”Jangan
main-main (dengan kelaminmu)” di bawah ini:
1. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat,
dan nilai social berhubungan dengan cara seseorang berintrinsik dan
bersosialisasi., seperti yang ada dalam kutipan di bawah ini:” Peselingkuhan di
masyarakat umum merupakan hal yang sangat sensitive dan merupakan norma sosial
yang dilarang namun bila diamati diam-diam kita sudah terbiasa oleh wacana
perselingkuhan.
2. Nilai Agama
Perselingkuhan menurut Islam merupakan perbuatan yang sangat tercela
berikut dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Quran

Yang artinya :
“Dan janganlah
kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
(fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32).
Allah S.W.T
berfirman:

Yang artinya:
“Perempuan yang jahat untuk lelaki yang
jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik
untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.”
(an-Nur':26).
Mantap ... Saya suka penjelasan nya👍👍👍
BalasHapus